Hari Pertama Mengikuti Falun Dafa
Apa itu
Falun Dafa?
Saya juga
belum tahu begitu dalam.
Nah sebelum
saya beritahu, saya ingin menceritakan kenapa saya bisa mengenal Falun Dafa.
Seminggu
belakangan ini, saya sakit, agak parah menurut saya, dua minggu yang lalu dari
tanggal ini, saya masih terkena pendarahan. Dan seminggu melewatinya pendarahan
itu berhenti, tapi menyisakan sakit yang luar biasa.
Ditambah lagi, beban pekerjaan, dan
banyak orang-orang disekitar saya sangat menyebalkan, saya begitu penuh marah
dan luar biasa kesal. Apalagi jika melihat ketidakadilan, atau sistem yang
salah. Sedang waktu itu, salah seorang teman mengkhianati saya, di depan saya
berkata sangat meyakinkan bahwa dia mendukung saya, tapi di belakang saya
ternyata dia malah menceritakan hal jelek tentang saya. Saya marah, diliputi
semacam dendam dan mengutuknya benar-benar dalam hati. Agar dia hidup dalam
penderitaan.
Tidak hanya itu, ada teman dekat
yang curhat kesusahan untuk mengadakan sebuah event dan gagal, bahkan ketika saya
membodohi sistem penyelengaranya, dia pun ikut mengejek. Untuk memberikan
semangatnya kembali, saya meminjamkan buku, dan bersama sahabat saya, Mbak
Kunti dan Andhika Rahmadian, kami mau membantunya membuat acara. Mbak Kunti
sudah berusaha mencari tempat, bahkan menghubungi koleganya dan koleganya mau
mengadakan acara untuk Mbak Kunti. Saya makin bersemangat, saya pun mencari
tempat, jadi acaranya nanti akan road show. Nah, saya beranikan untuk datang ke
toko buku besar di Mall daerah dekat rumah saya. Dan saat saya nego dua tempat
untuk membuat acara, teman saya ini malah benar-benar mengecewakan saya. Dia
malah tidak membalas telepon saya, ataupun pesan saya di media sosial dan text
messages. Itu membuat saya naik darah, ada apa? Kenapa dia tidak mau membalas
pesan saya yang saya membawa berita baik, tempat untuk eventnya, berhasil saya
dapatkan tanpa syarat apapun, dan tidak akan membebani dia. Tapi dia malah
bertingkah seperti orang galau, dan menghilang tidak lagi mau menemui saya dan
sahabat saya, bahkan memberi kabar. Lalu inisiatif saya mengirim pesan saya
tidak akan mengganggu hidupnya lagi. Saya sekali baca pada statusnya, dan
ternyata dia merasa munafik bersosial, mungkin itu saat berteman dengan saya
dan sahabat saya, saya sedikit sedih dan
kesal. Mbak Kunti menyarankan saya untuk sabar dan sudah biarkan dia dengan
jalannya.
Perjalanan saya membatalkan tempat
event itu saya merasa sedih dan malu, apalagi pada manager tempat itu saya
merasa tidak enak hati. Rasanya seperti ditusuk jarum dan saya marah sekali,
dalam diri saya panas.
Perjalanan pulang ke rumah saya
merasa sakit, badan lelah, dan walhasil saya flu, yang hingga saya menuliskan
ini saya masih sakit dan masih minum obat.
4 hari yang
begitu menyiksa, Flu, batuk, dan pilek yang menyebalkan, saya dibantu Andhika
Rahmadian, lalu saya pergi ke dokter.
Inilah momen
ajaib buat saya. Biasanya semua dokter sangat klinis jika berbincang dengan
saya. Memeriksa sakit saya dan setelah itu memberi saya obat. Tetapi ketika
saya masuk dan mengenalkan diri, saya diperiksa, hal biasa, dan saya mengatakan
pekerjaan saya yang padat deadline. Beliau menyarankan saya untuk ikut Falun
Dafa di Taman Kota BSD 1. Saya mengerutkan kening, itu apa Dok?
Dokter
mengatakan bahwa Falun Dafa itu kultivasi menyelaraskan tubuh dengan alam
semesta. Saya terhenyak, baru kali ini ada Dokter menyarankan pasiennya untuk
ikut latihan meditasi dan itu gratis, tanpa uang keanggotaan, ataupun iuran,
semua dilakukan secara sukarela. What? Di dunia yang mengatakan Uang adalah Segalanya,
masih ada hal begini?!
Kami pun
berbincang masalah bagaimana tubuh kita (bhuana Alit) dan Alam Semesta (Bhuana
Agung) sebenarnya satu energi, dan Falun Dafa memberikan cara bagaimana
bersinergi dalam kesatuan itu. selaras.
Kami ngobrol
sedikit lebih lama daripada waktu pasien lainnya, sekitar 8menit, yang tidak
biasa, Dokter Ratna, yang saya ketahui dari papan jadwal dibagian pengambilan
obat. Luar biasanya dia bertanya, apakah saya percaya Reinkarnasi?
Saya
menjawab dengan mantap, percaya banget, saya merasa pertanyaannya mulai membuka
intuisi saya, bahwa ya, saya harus mengikuti Falun Dafa ini. saya mengucapkan
Namaste, pada Dokter Ratna dan segera pulang.
Pulang dari
dokter saya mulai membuka Falun Dafa di Google, ternyata benar ini Latihan Kultivasi
yang berpedoman Sejati-Baik-Sabar untuk memperoleh jiwa raga sehat dan watak
yang baik. Saya makin niat hari minggu besok ingin menyicipi Latihan Kultivasi.
Dan saya
tidur sekitar jam dua pagi, bahkan jam 4 saya terbangun gara-gara kedinginan
menahan pipis. Saya segera menyetel alarm di ponsel saya, dan jam enam pagi
saya bangun. Dengan mata sepet dan badan yang kurang tidur, tapi saya mantapkan
hati ingin sembuh secara jiwa dan raga, untuk ikut Falun Dafa. Saya niat,
bahkan saya niat secara spiritual.
Selesai
mandi, pukul setengah tujuh pagi saya berangkat. Sampai di Taman Kota BSD 1,
tempat parkir begitu penuh, banyak orang yang lari dan datang ke Taman Kota
demi udara yang bersih dari pepohonan yang ada di taman. Saya hampir putus asa,
parkir dimana yaaahhh. . . bete juga, sepenuh ini, tapi saya percaya pasti
dapat, dan ya, saya ditakdirkan menyelipkan motor saya tepat di depan pintu
gerbang taman, satu motor keluar saya segera melajukan motor spacy saya untuk
parkir.
Lalu saya
berjalan mencari, di mana para praktisi/pengajar Falun Dafa akan mengajarkan
Falun Dafa, saat saya berjalan ke arah kanan taman, saya belum menemukan,
bahkan saya melewati jembatan, daripada malu, saya mengatakan dalam hati, “Ya
udahlah, sekalian muterin taman, olahraga jalan ajah” nah saat jalan itu, saya
kaget ada Spanduk, bertuliskan Falun Dafa dan ada pamflet tergeletak di atas
terpal yang dipotong sebentuk kotak besar. Saya memungut satu pamflet dan
segera berjalan mencari tempat duduk untuk membaca, sambil sesekali melirik ke
arah belakang Spanduk.
Di mana para
Pria paruh baya sudah menaruh terpal yang dipotong kotak sebesar orang dewasa
yang duduk. Dan para pengajarnya memakai baju kuning, lengan panjang, dan di
dada ada tulisan mandarin, serta Falun Dafa. Saya membaca pamflet hingga
selesai, sambil menunggu momen dimana saya akan menyapa salah satu praktisinya
dan ijin ikut bergabung. Belum ada jam tujuh, sekitar 10menit lagi, lalu saya
bangkit dan mendekati. Saat itu ada seorang pria dengan wajah yang saya
perkirakan masih 45tahun namun rambutnya sudah beruban. Tapi wajahnya masih
muda, dan saya berkenalan. Ternyata namanya Pak Bima, lalu saya berkenalan
dengan Pak siapa gitu beliau tidak menyebutkan namanya, Pak Bima menyuruh saya
langsung ambil bagian di depan agar belajar benar-benar. Saya tanpa malu segera
beranjak ke kotak terpal paling depan, dimana tepat depan saya yang akan
menjadi pencontoh untuk diikuti gerakannya.
Lalu musik
nuansa mandari, seolah saya diseret ke masa lampau, karena musiknya mengalun
dari alat musik kecapi cina dan seruling, membuat saya rilex. Di dalam musik
ada suara seorang pria, dalam bahasa mandari per 10menit yang mengajak menganti
gerakan. Saat itu saya benar-benar mengikuti gerakan yang dicontohkan
pengajarnya di depan saya.
Masuk ke jam
delapan, perkiraan saya, karena saya nggak pakai jam tangan, tapi dari sinar
matahari yang mulai terang. Tubuh saya mulai berkeringat, bukan karena tepat
berdiri di bawah matahari, tapi gerakan-gerakan yang lembut dinamis ini membuat
saya berkeringat, mungkin memang efeknya seperti ini, batin saya. Saat masuk ke
setengah sembilan, suara-suara di sekeliling saya yang dari awal saya ikuti,
sangat intens, depan kiri saya jauh, ada bazar di bagian halaman masjid
Al-Azhar, lalu dibelakang saya jauh, ada suara musik keras, paling intens suara
kendaraan yang berlalu lalang di kanan saya, karena tempat saya mengikuti Falun
Dafa, dekat dengan jalan meski ada batas pagar besi sekitar 50meter.
Saya niat
mengikuti Falun Dafa, karena saya niat menjadi Sejati-Baik-Sabar. Bahkan secara
spiritual, saya ingin tubuh saya ada ditingkat revolusi tubuh yang tinggi.
Bahkan setelah selesai, Ibu-Ibu sebelah saya menanyakan bagaimana perasaan
saya.
Selesai
mengikuti Falun Dafa hari pertama, saya begitu bahagia, karena badan saya enteng.
Pikiran saya rilex sekali, apalagi gerakan terakhir, dan meditasi mendalam,
saya benar-benar tidak berpikir, saya hanya menikmati musik mandarin yang
mengalun dari wireless salon. Saya benar-benar pasrah.
Ibu-Ibu itu
tersenyum, tapi baginya lari adalah agamanya, ia tidak bisa mengikuti Falun
Dafa, karena ia lebih berat memilih lari. Tapi ia berjanji mengajak Ibunya
untuk ikut Falun Dafa. Saya malahberpikir, saya juga suka lari, lari agama saya
juga, tapi ketika saya bisa berkeringat dengan gerakan dinamis yang diajarkan
Falun Dafa, saya memilih falun Dafa.
Sebab saya
memang niat ingin sehat secara jiwa dan raga, dalam waktu singkat, seperti
orang-orang yang mengikuti Falun Dafa 3 bulan lepas dari penyakit. Saya ingin
sehat dan baik, secara watak dan moral saya.
Lalu selesai
Falun Dafa jam 9 pagi, Pak Gito saah satu marketing, tebakan saya, Falun Dafa
daerah taman Kota BSD 1. Mengajak saya ngobrol, dan bertanya tentang keyakinan
saya. Bahkan beliau bertanya apa saya sedang ngelmu, saya bilang iya, saya
sedang ngelmu, meski ngelmu disini berarti ke arah perdukunan (i Love
Perdukunan) saya memang ingin menjadi tabib, healer, saya merasa takdir saya
ada di wilayah hal-hal ini, mistik, dan perobatan secara alami. Bahkan Bapak
siapa gitu saya nggak tahu namanya, menyuruh saya untuk membeli buku Zhuan
Falun, dan tentu saja saya tertarik. Sore saya berencana membeli ke Gramedia.
Pembicaraan semakin seru tentang, Falun Dafa bukan agama, tapi jalan untuk
sehat. Dan Pak Gito mengatakan tentang revolusi tubuh. Saya hampir ingin
menjerit bahagia, karena saya datang ke tempat yang tepat. Yang paling seru,
Pak Siapa, mengatakan membaca buku Zhuan Falun juga meningkatkan energi. Karena
kita akan paham akan eksistensi kita. Dan tentunya pemahaman latihan Falun Dafa
makin dalam.
Lalu setelah
ngobrol singkat, kami pun berpisah. Saya bahagia, ketika para Bapak Praktisi
Falun Dafa ini mengharapkan kedatangan saya minggu depan, bahkan Pak Gito
bilang, nanti Mas Niko akan terserang rasa malas. Saya sadar, saya pemalasnya
minta ampun. Tapi untuk sembuh semoga saya bisa mengalahkan rasa malas saya.
Saya mencari
bagaimana saya bisa mengalahkan rasa malas saya, dan ide saya muncul. Saya akan
menuliskan pengalaman saya saat mengikuti Falun Dafa. Jadi setelah mengikuti
sesi Falun Dafa saya akan menuliskannya dan mem-publishnya di Blog saya.
Maka tulisan
ini adalah Hari Pertama saya, dan kali pertama saya mengikuti Falun Dafa.
Semoga saya nggak males, dan bisa mencapai target dimana tubuh saya sehat
secara Jasmani dan Rohani, juga spiritual.
Saya ingin
menjadi orang Sejati-Baik-Sabar. Saya ingin merubah Hidup saya, saya ingin
kemajuan Spiritual diri saya, dan menggenggam waktu saya kembali.
Semoga jika
ada yang membaca tulisan ini, dan tertarik mengikuti Falun Dafa.
Buka saja www.falundafa.or.id lihat informasinya disana. Di kota anda
pasti ada. Cari saja, karena para praktisi Falun Dafa sudah menyebar ke seluruh
Indonesia.
Semoga catatan ini berguna, jika
anda punya waktu, dan menginginkan tubuh yang sehat bukan cara instan, tapi
dengan menyatu bersama alam semesta. Coba ikut Falun Dafa. Gratis, tidak bayar
apapun. Tidak ada uang sukarela, tapi para praktisinya mengajar secara sukarela
tanpa dibayar hanya untuk apa. Membagi kesadaran, bahwa sebenarnya Manusia
Memang Baik.
Sekali lagi, Mari Kita penuhi Bumi
ini dengan hal-hal indah dan baik. Hidup hanya sekali kenapa tidak kita isi
dengan keindahan itu.
Namaste
Nikotopia
0 comments: