Listen

My New Novel

Hari Pertama Mengikuti Falun Dafa

12:32:00 AM Nikotopia 0 Comments





Apa itu Falun Dafa?
Saya juga belum tahu begitu dalam.
Nah sebelum saya beritahu, saya ingin menceritakan kenapa saya bisa mengenal Falun Dafa.
Seminggu belakangan ini, saya sakit, agak parah menurut saya, dua minggu yang lalu dari tanggal ini, saya masih terkena pendarahan. Dan seminggu melewatinya pendarahan itu berhenti, tapi menyisakan sakit yang luar biasa.
            Ditambah lagi, beban pekerjaan, dan banyak orang-orang disekitar saya sangat menyebalkan, saya begitu penuh marah dan luar biasa kesal. Apalagi jika melihat ketidakadilan, atau sistem yang salah. Sedang waktu itu, salah seorang teman mengkhianati saya, di depan saya berkata sangat meyakinkan bahwa dia mendukung saya, tapi di belakang saya ternyata dia malah menceritakan hal jelek tentang saya. Saya marah, diliputi semacam dendam dan mengutuknya benar-benar dalam hati. Agar dia hidup dalam penderitaan.
            Tidak hanya itu, ada teman dekat yang curhat kesusahan untuk mengadakan sebuah event dan gagal, bahkan ketika saya membodohi sistem penyelengaranya, dia pun ikut mengejek. Untuk memberikan semangatnya kembali, saya meminjamkan buku, dan bersama sahabat saya, Mbak Kunti dan Andhika Rahmadian, kami mau membantunya membuat acara. Mbak Kunti sudah berusaha mencari tempat, bahkan menghubungi koleganya dan koleganya mau mengadakan acara untuk Mbak Kunti. Saya makin bersemangat, saya pun mencari tempat, jadi acaranya nanti akan road show. Nah, saya beranikan untuk datang ke toko buku besar di Mall daerah dekat rumah saya. Dan saat saya nego dua tempat untuk membuat acara, teman saya ini malah benar-benar mengecewakan saya. Dia malah tidak membalas telepon saya, ataupun pesan saya di media sosial dan text messages. Itu membuat saya naik darah, ada apa? Kenapa dia tidak mau membalas pesan saya yang saya membawa berita baik, tempat untuk eventnya, berhasil saya dapatkan tanpa syarat apapun, dan tidak akan membebani dia. Tapi dia malah bertingkah seperti orang galau, dan menghilang tidak lagi mau menemui saya dan sahabat saya, bahkan memberi kabar. Lalu inisiatif saya mengirim pesan saya tidak akan mengganggu hidupnya lagi. Saya sekali baca pada statusnya, dan ternyata dia merasa munafik bersosial, mungkin itu saat berteman dengan saya dan sahabat saya,  saya sedikit sedih dan kesal. Mbak Kunti menyarankan saya untuk sabar dan sudah biarkan dia dengan jalannya.
            Perjalanan saya membatalkan tempat event itu saya merasa sedih dan malu, apalagi pada manager tempat itu saya merasa tidak enak hati. Rasanya seperti ditusuk jarum dan saya marah sekali, dalam diri saya panas.
            Perjalanan pulang ke rumah saya merasa sakit, badan lelah, dan walhasil saya flu, yang hingga saya menuliskan ini saya masih sakit dan masih minum obat.
4 hari yang begitu menyiksa, Flu, batuk, dan pilek yang menyebalkan, saya dibantu Andhika Rahmadian, lalu saya pergi ke dokter.
Inilah momen ajaib buat saya. Biasanya semua dokter sangat klinis jika berbincang dengan saya. Memeriksa sakit saya dan setelah itu memberi saya obat. Tetapi ketika saya masuk dan mengenalkan diri, saya diperiksa, hal biasa, dan saya mengatakan pekerjaan saya yang padat deadline. Beliau menyarankan saya untuk ikut Falun Dafa di Taman Kota BSD 1. Saya mengerutkan kening, itu apa Dok?
Dokter mengatakan bahwa Falun Dafa itu kultivasi menyelaraskan tubuh dengan alam semesta. Saya terhenyak, baru kali ini ada Dokter menyarankan pasiennya untuk ikut latihan meditasi dan itu gratis, tanpa uang keanggotaan, ataupun iuran, semua dilakukan secara sukarela. What? Di dunia yang mengatakan Uang adalah Segalanya, masih ada hal begini?!
Kami pun berbincang masalah bagaimana tubuh kita (bhuana Alit) dan Alam Semesta (Bhuana Agung) sebenarnya satu energi, dan Falun Dafa memberikan cara bagaimana bersinergi dalam kesatuan itu. selaras.
Kami ngobrol sedikit lebih lama daripada waktu pasien lainnya, sekitar 8menit, yang tidak biasa, Dokter Ratna, yang saya ketahui dari papan jadwal dibagian pengambilan obat. Luar biasanya dia bertanya, apakah saya percaya Reinkarnasi?
Saya menjawab dengan mantap, percaya banget, saya merasa pertanyaannya mulai membuka intuisi saya, bahwa ya, saya harus mengikuti Falun Dafa ini. saya mengucapkan Namaste, pada Dokter Ratna dan segera pulang.
Pulang dari dokter saya mulai membuka Falun Dafa di Google, ternyata benar ini Latihan Kultivasi yang berpedoman Sejati-Baik-Sabar untuk memperoleh jiwa raga sehat dan watak yang baik. Saya makin niat hari minggu besok ingin menyicipi Latihan Kultivasi.
Dan saya tidur sekitar jam dua pagi, bahkan jam 4 saya terbangun gara-gara kedinginan menahan pipis. Saya segera menyetel alarm di ponsel saya, dan jam enam pagi saya bangun. Dengan mata sepet dan badan yang kurang tidur, tapi saya mantapkan hati ingin sembuh secara jiwa dan raga, untuk ikut Falun Dafa. Saya niat, bahkan saya niat secara spiritual.
Selesai mandi, pukul setengah tujuh pagi saya berangkat. Sampai di Taman Kota BSD 1, tempat parkir begitu penuh, banyak orang yang lari dan datang ke Taman Kota demi udara yang bersih dari pepohonan yang ada di taman. Saya hampir putus asa, parkir dimana yaaahhh. . . bete juga, sepenuh ini, tapi saya percaya pasti dapat, dan ya, saya ditakdirkan menyelipkan motor saya tepat di depan pintu gerbang taman, satu motor keluar saya segera melajukan motor spacy saya untuk parkir.
Lalu saya berjalan mencari, di mana para praktisi/pengajar Falun Dafa akan mengajarkan Falun Dafa, saat saya berjalan ke arah kanan taman, saya belum menemukan, bahkan saya melewati jembatan, daripada malu, saya mengatakan dalam hati, “Ya udahlah, sekalian muterin taman, olahraga jalan ajah” nah saat jalan itu, saya kaget ada Spanduk, bertuliskan Falun Dafa dan ada pamflet tergeletak di atas terpal yang dipotong sebentuk kotak besar. Saya memungut satu pamflet dan segera berjalan mencari tempat duduk untuk membaca, sambil sesekali melirik ke arah belakang Spanduk.
Di mana para Pria paruh baya sudah menaruh terpal yang dipotong kotak sebesar orang dewasa yang duduk. Dan para pengajarnya memakai baju kuning, lengan panjang, dan di dada ada tulisan mandarin, serta Falun Dafa. Saya membaca pamflet hingga selesai, sambil menunggu momen dimana saya akan menyapa salah satu praktisinya dan ijin ikut bergabung. Belum ada jam tujuh, sekitar 10menit lagi, lalu saya bangkit dan mendekati. Saat itu ada seorang pria dengan wajah yang saya perkirakan masih 45tahun namun rambutnya sudah beruban. Tapi wajahnya masih muda, dan saya berkenalan. Ternyata namanya Pak Bima, lalu saya berkenalan dengan Pak siapa gitu beliau tidak menyebutkan namanya, Pak Bima menyuruh saya langsung ambil bagian di depan agar belajar benar-benar. Saya tanpa malu segera beranjak ke kotak terpal paling depan, dimana tepat depan saya yang akan menjadi pencontoh untuk diikuti gerakannya.
Lalu musik nuansa mandari, seolah saya diseret ke masa lampau, karena musiknya mengalun dari alat musik kecapi cina dan seruling, membuat saya rilex. Di dalam musik ada suara seorang pria, dalam bahasa mandari per 10menit yang mengajak menganti gerakan. Saat itu saya benar-benar mengikuti gerakan yang dicontohkan pengajarnya di depan saya.
Masuk ke jam delapan, perkiraan saya, karena saya nggak pakai jam tangan, tapi dari sinar matahari yang mulai terang. Tubuh saya mulai berkeringat, bukan karena tepat berdiri di bawah matahari, tapi gerakan-gerakan yang lembut dinamis ini membuat saya berkeringat, mungkin memang efeknya seperti ini, batin saya. Saat masuk ke setengah sembilan, suara-suara di sekeliling saya yang dari awal saya ikuti, sangat intens, depan kiri saya jauh, ada bazar di bagian halaman masjid Al-Azhar, lalu dibelakang saya jauh, ada suara musik keras, paling intens suara kendaraan yang berlalu lalang di kanan saya, karena tempat saya mengikuti Falun Dafa, dekat dengan jalan meski ada batas pagar besi sekitar 50meter.
Saya niat mengikuti Falun Dafa, karena saya niat menjadi Sejati-Baik-Sabar. Bahkan secara spiritual, saya ingin tubuh saya ada ditingkat revolusi tubuh yang tinggi. Bahkan setelah selesai, Ibu-Ibu sebelah saya menanyakan bagaimana perasaan saya.
Selesai mengikuti Falun Dafa hari pertama, saya begitu bahagia, karena badan saya enteng. Pikiran saya rilex sekali, apalagi gerakan terakhir, dan meditasi mendalam, saya benar-benar tidak berpikir, saya hanya menikmati musik mandarin yang mengalun dari wireless salon. Saya benar-benar pasrah.
Ibu-Ibu itu tersenyum, tapi baginya lari adalah agamanya, ia tidak bisa mengikuti Falun Dafa, karena ia lebih berat memilih lari. Tapi ia berjanji mengajak Ibunya untuk ikut Falun Dafa. Saya malahberpikir, saya juga suka lari, lari agama saya juga, tapi ketika saya bisa berkeringat dengan gerakan dinamis yang diajarkan Falun Dafa, saya memilih falun Dafa.
Sebab saya memang niat ingin sehat secara jiwa dan raga, dalam waktu singkat, seperti orang-orang yang mengikuti Falun Dafa 3 bulan lepas dari penyakit. Saya ingin sehat dan baik, secara watak dan moral saya.
Lalu selesai Falun Dafa jam 9 pagi, Pak Gito saah satu marketing, tebakan saya, Falun Dafa daerah taman Kota BSD 1. Mengajak saya ngobrol, dan bertanya tentang keyakinan saya. Bahkan beliau bertanya apa saya sedang ngelmu, saya bilang iya, saya sedang ngelmu, meski ngelmu disini berarti ke arah perdukunan (i Love Perdukunan) saya memang ingin menjadi tabib, healer, saya merasa takdir saya ada di wilayah hal-hal ini, mistik, dan perobatan secara alami. Bahkan Bapak siapa gitu saya nggak tahu namanya, menyuruh saya untuk membeli buku Zhuan Falun, dan tentu saja saya tertarik. Sore saya berencana membeli ke Gramedia. Pembicaraan semakin seru tentang, Falun Dafa bukan agama, tapi jalan untuk sehat. Dan Pak Gito mengatakan tentang revolusi tubuh. Saya hampir ingin menjerit bahagia, karena saya datang ke tempat yang tepat. Yang paling seru, Pak Siapa, mengatakan membaca buku Zhuan Falun juga meningkatkan energi. Karena kita akan paham akan eksistensi kita. Dan tentunya pemahaman latihan Falun Dafa makin dalam.
Lalu setelah ngobrol singkat, kami pun berpisah. Saya bahagia, ketika para Bapak Praktisi Falun Dafa ini mengharapkan kedatangan saya minggu depan, bahkan Pak Gito bilang, nanti Mas Niko akan terserang rasa malas. Saya sadar, saya pemalasnya minta ampun. Tapi untuk sembuh semoga saya bisa mengalahkan rasa malas saya.
Saya mencari bagaimana saya bisa mengalahkan rasa malas saya, dan ide saya muncul. Saya akan menuliskan pengalaman saya saat mengikuti Falun Dafa. Jadi setelah mengikuti sesi Falun Dafa saya akan menuliskannya dan mem-publishnya di Blog saya.
Maka tulisan ini adalah Hari Pertama saya, dan kali pertama saya mengikuti Falun Dafa. Semoga saya nggak males, dan bisa mencapai target dimana tubuh saya sehat secara Jasmani dan Rohani, juga spiritual.
Saya ingin menjadi orang Sejati-Baik-Sabar. Saya ingin merubah Hidup saya, saya ingin kemajuan Spiritual diri saya, dan menggenggam waktu saya kembali.
Semoga jika ada yang membaca tulisan ini, dan tertarik mengikuti Falun Dafa.
Buka saja www.falundafa.or.id lihat informasinya disana. Di kota anda pasti ada. Cari saja, karena para praktisi Falun Dafa sudah menyebar ke seluruh Indonesia.
            Semoga catatan ini berguna, jika anda punya waktu, dan menginginkan tubuh yang sehat bukan cara instan, tapi dengan menyatu bersama alam semesta. Coba ikut Falun Dafa. Gratis, tidak bayar apapun. Tidak ada uang sukarela, tapi para praktisinya mengajar secara sukarela tanpa dibayar hanya untuk apa. Membagi kesadaran, bahwa sebenarnya Manusia Memang Baik.
            Sekali lagi, Mari Kita penuhi Bumi ini dengan hal-hal indah dan baik. Hidup hanya sekali kenapa tidak kita isi dengan keindahan itu.

Namaste
Nikotopia

0 comments: