Review Supernova: Inteligensi Embun Pagi
Pertama
saya ingin mengucapkan Proficiat bagi Mbak Dewi ‘Dee’ Lestari.
Akhirnya
berhasil menyelesaikan proyek Novel Supernova. 15 tahun bukan waktu yang
sekerdipan mata bagi kita yang fana. 15 tahun adalah waktu dimana,
jatuh-bangun-bangkit dan bersinar, bagi seorang Dewi Lestari dalam membangun
sebuah novel berseri.
Bagi Pembaca-Penulis
macam saya, membuat novel trilogi yang bagian keduanya dibelah 4 novel, hal itu
merupakan pencapaian luar biasa. Saya setuju dengan Calvin Michel Sidjaja:
Tidak banyak, bahkan tidak ada seri novel Indonesia berlatar belakang fiksi
ilmiah, fantasy, dan spiritualisme bisa cetak berulang kali dan meledak
dipasar. Prestasi besar. Apalagi pembaca Supernova dari tahun 2001 sampai 2016
ini tumbuh terus. Saya yakin di depan akan terus tumbuh.
15
tahun bagi saya juga bukan sekerjapan petir di langit yang melintas saat hujan.
15 tahun saya setia, menanti, menebak-nebak, menciptakan jawaban sendiri atas
Plot Supernova di setiap series yang saya baca. Bahkan ada yang bilang saya
gila, bikin capek otak aja.
Saya
tidak peduli, sebab ketika terbitnya Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang
Jatuh. Itu menjadi salah satu buku—selain Bhagavad Gita, The Artist Way, SQ -
Danah Johar, Potrait Of Young Artist - James Joyce, Demian & Siddhartha -
Hermann Hesse dan masih banyak lagi—yang memberi saya trigger, ketika saya
meneguhkan Spiritualitas saya. Dan saya sama seperti pembaca idealis lainnya,
berasal dari Generasi Supernova KPBJ cetakan pertama oleh True Dee Book. Begitu
terpukau, orgasme a.k.a ngecrot otaknya saat menamatkan Supernova KPBJ, dan
langsung ngefans berat.
Pujian
untuk cover Supernova IEP. Sungguh saya suka covernya, cover putih dipenuhi
kerlip-kerlip, dengan simbol Heksagonal dan tiga liukan heliks di dalamnya.
Warna simbolnya bisa berwarna biru atau kuning atau pelangi kalo
digoyang-goyang pelan. Epic-lah covernya. Mewah.
Oke
sebelum saya mereview, saya mau bilang bawa Review saya akan Spoiler yah,
yaaa... nggak spoiler-spoiler amat sih, pembaca lain sudah banyak yang baca
juga. Mungkin ini lebih banyak emm.. protes kali yah, hahay.... Kalo belum baca
buku IEP, sok atuh baca dulu. Berhenti sampai disini, jangan lanjut baca
review.
Saya
sudah memberi peringatan yah.
Ini
adalah pembacaan novel Supernova: IEP yang baru sekali saya baca, dengan durasi
waktu 24 jam. Dari pukul 14:30 WIB hingga 14:00 WIB keesokannya.
Yuk
kita masup *menggosokkan tangan.
Kita
Flashback dulu, saya punya tebakan di review Supernova: Gelombang.
Saya
menebak Kell adalah Sarvara untuk Bodhi, ternyata saya salah. Kell adalah
Infiltrant, tongkat estafet selanjutnya setelah Kalden Sakya bagi Alfa. Banyak
tebakan saya meleset, tetapi sisanya—meski dikit—ada yang benar.
Di
Gelombang kita diperkenalkan istilah baru Sarvara, Infiltrant,
Harbinger/Peretas. Dan masih diberi planting Star yang menyatakan namanya
adalah dari Dewi Sumeria saat bertemu Alfa, diotak saya terlintas kata Omega,
dan saya malah nyanyi lagu teater ciptaan senior saya tentang Alfa-Omega.
Tapi
saya anggap lalu, dan tidak saya tuliskan di Blog. Bau-bau tentang Alien
(sebenarnya nggak suka kata ALIEN, kenapa harus mahluk dengan kebudayaan
canggih ‘MDKC’ disebut Alien. Saya nggak tahu, nggak suka aja. Nanti saya
sebutkan alasannya, karena ini ada kaitannya dengan Supernova IEP.)
Nah!
SAJAK
MAGIS DEE
Saat
saya buka halaman pertama, saya disambut Sajak Dee yang khas, tapi? Kok ini
kan, sajak dari Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang jatuh, saya terus baca
dan sedikit ngedumel, ini kok disambung-sambung begini sih, nggak dipisah
per-satu halaman atau dikasih detil simbol Supernova di akhir sajak meski
digabung pun.
Ini
sajak Dee loh yang menurut saya menghabiskan 10 lembar pun nggak masalah deh,
apalagi Dee bestselling novelist. Pembaca kaya saya juga akan rela kok membaca
sampe 25 halaman pun. Saya mencari sajak terakhir yang mewakili IEP dan
itu—jelas—ada di bagian terakhir sajak-sajak yang lain, saya jadi berfirasat
ada apa nih dibikin bertumpuk begini.
Sayangnya
penumpukan sajak ini, tidak lagi bisa membuat saya menikmati sajak magis Dee di
episode IEP ini. Ada kehilangan detil kecil yang biasa Dee tuliskan di akhir
sajak—Bahkan di Gelombang tidak ada—semacam momen realitas Dee, sebelum masuk
ke Universe-nya Supernova. Semacam gerbang menurut saya. Atau mungkin saya yang
terbiasa dengan konsep novel Supernova yang awal banget, sayanya yang nggak
move on.
GAYA
BAHASA & LAJU CERITA
Saya
punya ekspektasi tinggi, untuk seri terakhir ini. Satu sisi saya berharap gaya
tulisan Dee, kembali ke Supernova; Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh. Sebab ini
Grand Finale dari Supernova. Dimana Supernova dicetuskan oleh DIVA.
Saya
membaca Review Calvin Michel Sidjaja, ia mengklasifikasi gaya bahasa Dee
sebelum dan sesudah ‘Perahu Kertas’ Merasa sesudah Perahu kertas ada perubahan
besar dari gaya tulisan Dee. Bagi saya, Supernova: Partikel, gaya tulisannya
ada suara Zarah yang khas. Khas gaya tulisan karakter Zarah. Di Gelombang,
memang agak sedikit mirip Partikel, tapi
masih ada suara Alfa yang khas. Kalau itu sebuah perkembangan gaya tulisan Mbak
Dee, saya ikut bahagia, dan percaya setiap Penulis pasti berkembang gaya
tulisannya.
Di
Inteligensi Embun Pagi ini, Saya merasa emmm... kok kayak gaya tulisan
Gelombang yah? Meski gaya penulisannya sangat efektif, dan memakai kata ganti
orang ketiga. Jelas karena semua Tokoh sudah bertemu, dan menjadi sentral
cerita. Ditambah paragrafnya pendek-pendek, ada yang tidak lebih dari 10 baris,
itu membuat Pacing begitu cepat mengalir. Saya sedikit yakin, Dee tidak mau
pembacanya bosan dengan plot yang dibuatnya. Dan saya membatin dalam hati, oiya
ini Grand Finale, gaya bahasa cepat dan efektif lebih baik, maka saya
memaklumi, meski masih berharap sekeren KPBJ.
Sebenarnya,
saya merasakan Dee, ada di beberapa scene, kurang detil dalam deskripsi.
Semisal scene di mana Gio menjemput Zarah di sungai, saat Zarah tidak menerima
Firas yang sudah mati. Saya merasa Dee kurang sedikit detil memberi dramatik
momen, jadi disitu deskripsinya kayak lempeng aja.
Untuk
Pacing, saya bilang ini ngebut super. Kayak diboncengi sama pembalap. Meski
kadang, ada selipan momen, misal Momen Zarah pulang ke rumah di Bogor itu bisa
buat narik napas sebentar tetapi, setelah itu ngebut lagi, sebab otak kita
sudah merasakan ketegangan di dalam cerita. Berganti POV terutama di Alfa dan
Bodhi, itu ngebut pisan.
CLUE.
Saya
pernah baca komik Clamp, Coz I Love You, dan saya merasa permainan plot Dee,
hampir mirip dengan Komik Coz I Love You. Dee memberikan Planting & Clue
akan Mitologi yang dibuatnya: Alien, Mitologi Sumeria, Annunaki, Infiltrant,
Sarvara dan Harbinger, yang hanya sedikit di Supernova: Partikel dan Gelombang.
Itu bagus, formula menanamkan rasa penasaran pada Pembaca.
Hanya
saja, saya kaget ketika ada istilah baru Umbra. Yang dibuka di awal pertemuan
Gio dengan Caskha Pumachua. Saya agak hah? Nggak ada planting, atau saya
terlewatkan sesuatu dari novel sebelumnya. Banyak sekali tokoh figuran dari
Supernova 1,2,3 yang menjadi tokoh pemicu bagi Tokoh Sentral. Saya kayak
dikeroyok rasanya, Seperti Luca The Smoking Sun yang ngajarin Bodhi ngisep
Marijuana. Lalu Ibu Sati, oke saya udah bisa nebak saat Ibu Sati kagum dengan
Bodhi dan Petir, itu planting bahwa seorang Infiltrant tidak akan pernah kagum
pada Peretas. Jadi saya bisa nebak dia Sarvara.
Saya
semacam shock culture saja ketika semua Tokoh Figuran di Supernova Series
menjadi tokoh penting yang membantu Akar, Petir, Partikel, Gelombang.
WAWASAN
YANG MENGEJUTKAN BUAT SAYA.
Di IEP
Banyak wawasan yang menjadi Dialog antar tokoh, memang bagi yang tidak paham
wawasan itu menjadi agak sulit dimengerti. Rasanya dialognya seperti tingkat
dewa. Ada satu kata Dhyana, saya suka Dee menggunakan kata itu.
Buat
saya sebenarnya itu kata pengetahuan tinggi, dan saya juga sedang mendalami
wawasan itu di jalur yang orthodoks. Ketika saya paham wawasan ini, saat saya
membaca IEP. Saya mengenali apa yang dimaksud, Infiltrant, Sarvara dan
Harbinger, dari kacamata lain saya: Mereka jadi metafora simbolik yang
diciptakan Dee, atas dasar Dee mempertanyakan pertanyaan tentang Hidup ini.
Nilai plus untuk IEP. (Diakhir review akan saya jelaskan lebih detil dikit)
YANG
BIKIN SAYA GEMES.
1.Adegan
Alfa saat memanggil Bodhi. Bodhi, Tree of Life! Sejak planing untuk
menyelamatkan Petir, adegan kucing-kucingan ini bikin saya gemes. Gemes kapan
Si Bodhi bisa berantem dengan Kung Fu-nya dengan si Togu atau Sati. Jadi
adegannya ada action silat-silatan.
2.Ndelalah
adegan kucing-kucingan ada karena Para Sarvara ternyata kekuatannya lebih
powerfull yah si Simon, Sati dan Togu. Bisa membekukan gerakan Harbinger.
Gemes!
3.
Saya gemes karena Rueben satu pemikiran dengan saya tentang ALIEN, yang lebih
pas disebut HEB (Highly Evolved Being) Alasan saya, kata Alien terlalu
industrial dan SARA menurut saya, sedang dengan kata HEB itu lebih menunjukkan
kemajuan spiritualitas.
4.
Banyak sideplot mengejutkan disini, karena MainPlotnya di IEP adalah perjuangan
Akar, Petir, Partikel, Gelombang untuk bisa masuk ke Kandi mereka di Asko.
Dengan menato Bodhi, lalu membuat Petir kembali sadar ke jalan Harbinger sebab
terkena efek Sarvara. Tujuan mereka masuk Asko agar mereka bisa mengunduh data,
tentang siapa mereka sebenarnya, dan rencana apa yang membuat Takdir mereka
adalah Harbinger.
Side
plot ini, kayak Toni adalah Foniks dari Gugus Kandara, Gugus sebelum Gugus
Asko. Nggak ada planting, dan itu mengejutkan saya. Sideplot yang lain adalah,
Bong yang ternyata juga Gugus Kandara, dia adalah Bulan. Yang nama aslinya Candra.
Dan
tebakan saya tentang Ferre adalah Harbinger tepat. Karena Ferre juga salah satu
Gugus Kandara. Sebagai Ksatria.
Ada
isu tentang Blundernya Diva Sang Bintang Jatuh. Saya ber-HAH?! Itu ada di
halaman 446. Semua sideplot begitu tiba-tiba terkuak, ujug-ujug tanpa ada
planting apapun, efeknya beneran mengejutkan. Semua begitu saja malih peran
menjadi penting. meski ada dialog yang menjelaskan latar belakang yang
tiba-tiba itu.
5.
Saya agak kaget, ternyata Infiltrant bisa dikonversi jadi Sarvara tho? Apalagi
Simon & Ishtar akan mengkonversi semua peretas, salah satu yang berhasil
adalah Firas, yang Simon panggil Bumi. Sama kayak Zarah, Bumi.
6.Ketika
portal bukit jambul hancur tidak berhasil mengkonversi Zarah menjadi Sarvara.
Tiba-tiba saja Alfa mengetahui ada portal lain, Portal Cermin. Yang itu buat
saya juga ujug-ujug, ada. Meski proses mengetahuinya Alfa mencari juga.
7. Kok
Diva munculnya sedikit, beneran deh, Cuma jadi napi di gugus Asko. Liong sih
bilang mencari suaka di Gugus Asko. Meski Lion menjabarkan segala hal tentang
Bintang Jatuh yang blunder, karena menginginkan percepatan (evolusi kesadaran)
di Bumi, karena dia tidak mau lagi bergerak di bawah tanah, dia mau Percepatan
ini bisa dirasakan Harbinger dan Seluruh Manusia. Tapi tetap aja, buat aku Kok
Diva keluarnya sedikit.
8.Saya
pikir Zarah bakal mati di jurang, itu bikin gregetan dan gemes. Apalagi ada
ramalan di Surat satu akan pergi yang lainnya bertahan. Dan Gio mengingat hal
itu.
9.Joke-joke
Dee selalu segar ditiap karakter, seperti Elektra, keluguan Bodhi, dan Alfa.
YANG
JANGGAL MENURUT SAYA.
1.Firas
akhirnya berhasil ditarik dari Sunyavima dan udah terkonversi oleh portal Bukit
Jambul, dan Zarah melihat. Misteri siapa Firas, ternyata anaknya Simon.
Janggalnya, sejak keluarnya Firas dari Portal itu kok nggak nonggol-nongol yah?
Katanya Simon, Firas bakal ngebunuh Zarah. Mana?
2.Ini
DIVA gimana nasibnya? Terusan di Gugus Asko? Kalo iya, berarti DIVA mati di
Amazon dan tubuh sejatinya di Asko. Stuck disitu?
3.Ferre
kedatangan Bong di Kantornya. Cuman nyapa Hallo Ksatria, dengan merdu. Habis
itu nggak ada lagi. Krik-krik....
4.Nggak
ada Rana di IEP, padahal Rana juga Gugus Kandara, sebagai Putri. Kayak nggak
dibutuhkan banget Rana.
5.Kalo
membaca hingga akhir cerita IEP, Buku ini janggalnya, menurut saya sambil saya
pertanyakan. Tokoh utamanya jadi mengarah ke Alfa. Karena semua harus mendukung
rencana Alfa. Dimana sebenarnya, saya pikir Percepatan yang dilakukan Bintang
Jatuh untuk evolusi kesadaran manusia, gagal. Dan guru Liong bilang Gugus
Kandara sekuensnya berakhir untuk mendukung Gugus Asko, karena memang
ditakdirkan Gugus Asko gagal. Guru Liong tidak mau gagal supaya lahir Peretas
Puncak yang syaratnya ada di Gugus Asko, pada Peretas Gerbang dan Peretas
Kunci. Intinya mereka harus memiliki anak agar lahir Harbinger/Peretas Puncak.
Tapi
munculnya Ishtar dan ingin mengkonversi Alfa kembali menjadi Sarvara karena
dulu dia Sarvara? Anunaki, Alfa dan Pasangannya Omega. Alfa telah merancang
pengkhianatan pada Ishtar, dan memilih Samsara. Jadi semua plot Supernova dari
1,2,3,4,5. Alfa yang bikin dengan bantuan Infiltrant. Intinya tokoh utama kayak
ke Alfa, kerasa begitu saya.
6.Yang
janggal dari semua yang saya sebutkan diatas, Ending yang terbuka, dimana
Kalden Sakya dan guru Liong berjanji akan membantu melindungi Zarah dan Gio
agar Peretas Puncak lahir. Saatnya tiba si Peretas Puncak akan diberikan tulpa,
batu simbol tiga liukan heliks dalam bingkai Heksagonal.
Nah
dengan ending yang kayak begini, terbuka dan banyak scene yang janggal kayak
Ferre dan Bong. Rasa-rasanya habis ini kayak, bakal ada Supernova yang lain
lagi deh. Jadi 7 buku. Saya merasa seperti itu. Akan ada Supernova yang lain
setelah IEP.
Soalnya
yaaa.. gimana yah, kejanggalan itu masa begitu saja. Tapi kalo memang begitu ya
sudah.
Saya
menyimpan kepercayaan bakal ada Supernova lagi di hati saya ajah kalo
begitu.
FINALE.
3
Bintang saya berikan. Bagi saya, ya inilah yang saya rasakan.
Sebab
masih ada kejanggalan yang belum selesai. Plot memang tidak dragging, apalagi
pacingnya benar-benar ngebut. Secara eksekusi, hemmm... POV yang loncat-loncat
digunakan karena memang Tokoh Sentralnya terlalu banyak. Kalau berharap focus
character akan sulit sekali, karena semua tokoh menjadi sangat penting.
Saya
menarik kesimpulan tentang dialogkan Liong, Kell, Kas saat menjelaskan ke Akar,
Petir, Partikel, Gelombang, Kabut, Foniks. Tentang percepatan, Dhyana, Samsara.
Bagi saya, Infiltrat, Harbinger, Umbra dan Sarvara. Adalah simbolik bahwa
Harbingers adalah kita semua, Manusia.
Sedang
infiltant adalah sisi baik kita (saya susah dan nggak bisa bilang, Makna
Infiltrant dari kacamata saya, tapi sisi baik atau malaikat penjaga itu
mewakili maksud saya)
lalu
Sarvara adalah semacam sisi jahat (sebenarnya kayak Iblis di dalam manusia,
kayak Kemalasan, Ego yang tidak mau mati, semacam itulah)
Nah
kita bisa nggak murni sejati untuk mengingat tugas kita di muka bumi ini
sebelum mati (inilah kualitas Umbra, pelayanan, dharma) dengan berbuat baik,
barangkali karma bisa terbayar dan kita tidak perlu jatuh dalam lingkaran
Samsara saat mati kelak. Agar tidak menjadi Kaum Amnesia lagi saat dilahirkan
lagi ke Bumi.
Dari
Supenova IEP: saya mendapatkan hal, tentang Kesadaran. Tentang siapa kita di
Muka Bumi, kemana kita akan pergi setelah mati, dan apa takdir kita?
Saya
akan membaca Supernova kembali, mulai dari awal untuk menambal sulam review
yang masih banyak bolongnya.
Ini
bukan perpisahan. Ini juga bukan sebuah akhir. Tapi Awalan yang tepat.
Pada
akhirnya saya hanyalah pembaca yang memang cerewet dan memang suka ngedumel.
Sebab saya sempurna pun tidak. Sungguh bila saya memilki biliunan bintang
dilangit, saya ingin hadiahkan untuk Mbak Dee. Sebab berkat Mbak Dee, sekaligus
intervensi dari yang Transenden: Supernova Series membuat Hidup saya
menakjubkan. Menjadi sejarah dalam Hidup saya, dan secara tidak langsung Roh
saya telah merekamnya.
Kini,
saya biarkan misteri, momen ini, saya lepaskan pada yang Maha Transenden.
Sebagai wujud cinta yang bebas dan tidak terikat.
Namaste.
Sama, mas. Sy juga terpikir beberapa kejanggalan dari IEP, kayak Firas, terus misi setelah lahirnya Peretas Puncak apa, Diva dll... Jadi sependapat sama masnya, kayaknya bakal ada buku lagi setelah IEP yg menuntaskan misteri yg belum terjawab.
ReplyDelete