Embun
aku lahir dari dingin dan cemas malam
meringkuk tulus dipeluk helai rerumputan
aku memang setabah remang
sebab menantimu pada subuh yang mengoyak mimpi tiap pejam
dikedalamanku; bening, sebutir rindu paling hening
juga setetes rahasia yang baru kali ini aku mendambanya
serupa hasrat purba pemilik taman Babilonia
saat sulursulur cahaya matahari melesat
aku mulai menggeliat
menggelitiki hingga aku berkilauan
dan kutemukan tuhan membentang kesepian
maka pungut dan teteskan aku pada mekar luka di dadamu
agar luruh berguguran menjadi debu
sebelum tuhan mengecupku untuk baka, menguap
kuingin engkau tahu; tetesku adalah cinta yang tak'kan pernah lindap
(sajak di atas genteng rumah, dini hari, 01.07.2010)
0 comments: