Listen

My New Novel

Catatan 10 Juli 2012

10:24:00 AM Nikotopia 0 Comments


Pada 09 Juli 2012 Pukul 23.45 saya dan Adik saya menyanyikan lagu yang liriknya berasal dari Sajak Indah Darmastuti, saya menyanyi penuh penghayatan meski suara saya serak, badan lelah, ditengah konflik dengan banyak orang, pikiran glambrang kemana-mana dan sedang ditengah perang deadline yang tak kunjung rampung saya kerjakan.

Di akhir sajak yang saya senandungkan, saya menemukan kata-kata indah, kata-kata yang menusuk saya, hingga terkapar tidak berdaya dalam kehidupan ini.

Kata-kata itu; “Di sana, di hari tua, ketika kita masih mencicip waktu sebagai manusia.” 

Saya jadi merenungkan kata-kata itu, sebentar lagi Amunisi Hidup saya habis satu, dan saya tidak pernah tahu berapa lama lagi saya di Muka Bumi ini. Apakah Hidup saya akan mendapatkan tiket hingga saya tua kelak, atau saya akan mati telak saat ini juga saat menulis catatan ini. Saya tidak pernah tahu.

Pukul 00.00 saya mengambil lilin dan menyalakannya, lalu saya merekam kata-kata saya. Kata-kata saat saya kelak terjatuh atau tidak fokus saya akan memutar video wajah saya dengan lilin. Bagi saya Lilin adalah simbol umur kita, umur yang kelak akan berakhir, tua adalah meredup, lalu mati, hanya meninggalkan jasad, adalah asap yang meliuk-liuk di udara lalu henyap, menuju keabadian. Dan kita tidak akan pernah kembali ke Bumi ini, bertemu dengan orang-orang yang kita cintai dan orang-orang yang kita kasihi. Teman, Sahabat, Keluarga. 

Hingga sekarang belum ada yang kembali dari kematian, belum ada yang bilang “Saya sudah bertemu Tuhan secara langsung dihadapan saya,” belum hal itu masih menjadi misteri besar. Meski ilmuwan dari Swedia dan ilmuwan Indonesia yang tanggal 9 Juli 2012 berhasil menemukan Partikel Tuhan. Atom Dasar Penciptaan Manusia, tetap saja, kematian tidak akan mengembalikan kita pada hal yang semula. Misteri Tuhan terlalu Koan. Dan saya masih terus memburu dengan cara saya.

Agama-Agama Bumi, mengenal Reinkarnasi/Samsara, namun saya sedih karena; Saat kita tiada, lalu Reinkarnasi, jasad kita akan berbeda dari kita yang dulu, dan biasanya Reinkarnasi hanya orang-orang yang mau menelusuri (saya percaya sekali hal ini) yang membawa ingatan masa lalunya. Siapa dia di masa lalu, hingga ia lahir menjadi sekarang ini. Itu disebut Hukum Karma di Hindhu, Hukum Sebab-Akibat.

Selama setengah jam saya mengevaluasi diri saya setahun yang lalu. Niko di 2011.

Saya ingat dimana saya berada saat itu; saat itu saya sedang shooting di sebuah warnet di solo, bersama teman saya Natalie Spence (dia mengajak saya ikut bagian dari Project Filmnya Anjing Hutan) meski hari itu shooting berjalan sangat kacau dan saya tidak kuat menahan ngantuk, saya tertidur di kursi depan rumah orang, tepat dipinggir jalan! Yang paling mengejutkan adalah, Natalie ingin membatalkan shooting ini dan mengajak saya pergi ke Thailand atau Singapore, dan (gebleknya gue, ditambah sok wise) menolak tawaran itu, karena Budget yang sudah membengkak di hari kedua shooting dan sia-sia rasanya ketika menghancurkan Impian seorang teman yang ingin sekali memiliki sebuah film. 

Saya bilang padanya untuk menahan emosi dan bersabar. Sungguh saya type orang yang menjujung tinggi mewujudkan impian. Karena sebelum shooting berlangsung, saya dan Natalie ingin sekali sampai Hollywood dengan film kami. Muluk saya tahu setidaknya saya mencoba mengejar impian saya, dan memercayainya. Dan kalau melihat sekarang, tidak mungkin Film Anjing Hutan ikut mendaftar di Cannes Independent Film Festival, meski gagal, tidak menang, tidak ditayangkan, setidaknya sudah ikut. Itu yang membanggakan saya. Dengan kekuatan Percaya dan banyak kerja keras, saya dan Natalie akan mencapai impian Film kita bisa diputar di Festival. kalau nggak kesampaian, udah berusaha dulu. 

Dalam hidup saya, banyak orang yang datang dan pergi. AAda yang sebentar, ada yang lama, ada yang mebekas dihati. Orang-orang yang mampir di tubuh saya. Terima kasih pernah intim bersama saya.
 

Yang paling mengejutkan saya, lahirnya Novellete saya. Sudah sangat lama saya tidak menulis sebuah Novelette. Atas dorongan dan tantangan dari Mbak Sanie B.Kuncoro dan Mbak Indah Darmastuti, sedulur yang begitu saya hormati, intelektualitas, kreativitas dan spiritualitasnya. Kalian bintang-bintang yang berkilauan di langitku.

Yang paling menyenangkan di sebuah bulan November, Pasar Jajan Tradsional, kami mengadakannya lagi. Tin-Thir Community, yang saya gagas bersama Mas Endro, Jp dan Edy, sedulur yang sangat saya kagumi. Mereka benar-benar orang murni. Hati saya menampung keindahan mereka. Mereka memiliki kualitas yang tidak saya punya, dan lagi mereka pemilik hati emas. Jangan pernah berubah, Sedulurku. Kalian orang hebat, melangkahlah terus tanpa kenal lelah, tanpa perlu menjadi terkenal, tanpa perlu diketahui banyak orang, pada intinya, Hidup ini tentang Jati diri, sejatining Urip yang kita jalani. Detail dan Pernak-pernik Artifisial tidak dibawa mati, bukan. Bahkan selebritis dunia, mati pun tidak membawa apa-apa. 

Ada satu evaluasi lagi, pertemanan saya di Komunitas Penulis; Rumah Pena. Di dalamnya saya pernah berjalan tertatih-tatih bersama. Saya percaya kelak Founder-nya akan meraih sukses sesuai bayangannya. Mereka pasti mau terus berusaha dan murni, membebaskan, tanpa perlu lagi mencibirkan bibir. Tanpa perlu memandang apapun agama dan background orang-orang yang mereka ajari menulis. Dan saya percaya mereka mau berteman dengan orang-orang dari komunitas musuh yang Founder-nya benci, atau komunitas lain atau malah Setan seperti saya, begitulah yang mereka katakan.

Saya percaya hati mereka kelak akan terbuka untuk segala kemungkinan, karena pada akhirnya Hidup adalah pembelajaran tiada akhir. Selamat menikmati Hidup teman-teman Di Rumah Pena, saya hengkang karena saya memilih jalan saya kembali. Jalan Sunyi, jalan yang tidak pernah orang lewati. Saya tidak peduli pada pandangan orang yang berpikir saya adalah perusak dan Setan atau Iblisnya, karena telah menghantam dan menjatuhkan Founder dari Rumah Pena. FUCK YOU ALL!!! 


Misteri ini tidak akan terbuka, tapi saya percaya kebenaran yang mereka anggap relatif (karena mereka takut jujur dan terbuka) Biar saja jadi misteri Tuhan. Buat saya orang cerdas adalah orang yang melihat kebenaran dari dua-sisi. Orang yang berpikir terlepas dari inside the box, but out of the box.

Tapi pada intinya, ini semua tentang Perkembangan. Konsep hidup saya air, selalu mengikuti wadah yang menampung. Dan kini saya adalah air yang mengalir, yang menampung saya adalah kepercayaan saya pada diri saya sendiri. 

Semua orang harus berkembang, dan belajar menikmati kepahitan Hidup, bukan? Jika kita bisa menguasai kebahagiaan dan kesedihan kita, itu adalah orang yang menemukan kunci Hidup. Saya yakin Hidup kita akan indah menurut versi masing-masing. Jadi tak perlu iri, saya pun dari awal berkata, jika semua teman-teman Rumah Pena dan Foundernya sukses, bahkan bisa memenangkan Juara 1 di Sayembara Novel Dewan Jakarta/Hadiah Terbesar Sastra; Nobel. Saya tidak iri, hal itu sudah takdir. Bagian dari Rancangan Besar Tuhan. Indahlah, karena keindahan akan terlihat karena berbeda. 

Satu hal saja yang membuat saya Iri, pada orang-orang yang pemikirannya lebih maju dari saya, lebih spiritual dari saya, lebih cerdas dari saya, lebih authentic dari saya, lebih universal dari saya. cuma hal itu yang akan membuat saya iri setengah mati, karena ingin Hidup saya berisi makna-makna indah.

Kalau kaya, borju, punya uang berlebih, atau lebih maju secara teknologi artifisial manusia (kayak punya I-Phone atau Komputer Paling Canggih) saya mah nggak iri. Itu cuma alat, dan saya mengendalikan alat itu, bukan alat yang mengendalikan saya.

Bagi saya; Segala sesuatu yang kita punyai adalah pinjaman, termasuk Hidup kita, yang dalam lingkaran Kehidupan, harus kita kembalikan kepada Sumbernya. Segala hal di muka Bumi ini bersifat sementara saja; milik kita hanyalah untuk dimiliki dan digenggam sementara waktu saja. Lalu kelak akan lenyap, lindap....  

Untuk seseorang yang saya buat jantungnya copot, karena sikap bodoh saya, adalah Mas Dede Ferdinand, karena skenario yang saya kerjakan selalu lelet, dan selalu telat, apalagi menggampangkan keadaan. Bermilyar maaf atas sikap itu. Padahal tidak demikian saya ingin berlaku. Ingin benar-benar berkembang, tapi selalu alasan psikologis dan eksternal luar yang kadang menjadi pengganggu hebat. Anggaplah saya Skizofrenia, karena telat membuat skenario. Tapi skenario yang keluar dari pikiran dan hati saya, saya akan menjaga kualitasnya. Saya masih (harus) banyak proses hebat dari orang-orang hebat seperti Mas Ferdinand. Maaf kan saya yang selalu membuatmu susah, saya memang harus berubah. Sekali lagi membungkukkan hati padamu.

Hiburan yang menyenangkan ketika para sahabat mampir meski saya suguhkan satu pot air oksigen, hahahaha Thanks for Aniz, Andre, Anissa yang datang malam-malam untuk memberikan saya semangat. Kadonya keren! Dan perbincangan tentang Tuhan yang sangat luar biasa. Untuk Riandi Ivan Fadila, pengirim sms terakhir di detik terakhir 10 Juli 2012. Thank you so much, universe will give all of you the greatest adventure of Life. Dan satu bonus sabun colek, hadiah bisa di ambil di rumah gue! hahahaha

Untuk Mas Wahyu Dwi Paryanto, Maaf belum kusempatkan hadir lagi ke Djagalan. Aku memang sangat merepotkan dan membuat susah saja. Aku masih ingat ada hal yang belum tuntas aku selesaikan. Maafkan, kelak (yang sedang saya rancang) akan saya hadirkan eksistensi saya di sana. 

Evaluasi setengah jam, dan ditulis di detik terakhir 10 July 2012. Akhirnya tanggal berganti menjadi 11 July 2012. Waktu yang diciptakan manusia terus bergulir dan berputar. Tetapi waktu ilusif adalah keabadian. Dan Pada akhirnya, Pertarungan sebenarnya adalah menghadapi hari esok, tempat kita masih bergelut akan masalah mendasar manusia; Bertahan Hidup dengan Bekerja dan Berkarya. Saya memiliki banyak rencana dan target, mudah-mudahan di tahun ini hingga nanti July 2013 bisa tercapai. 

Catatan ini akan menjadi cermin buat saya, untuk menengok kembali ke belakang dan tidak lupa untuk terus merendah seperti padi. Dan akhirnya, pada raga saya yang menjadi kendaraan jiwa, roh dan inti tuhan. Selamat merayakan Hidup. Mari kita raih Hidup Sejati kita, sehat selalu agar masih punya banyak waktu untuk membuat Bumi dan Kehidupan lebih baik. Untuk apa? Saya tidak tahu. Akan saya temukan dalam proses menggelutinya.

Izinkan saya tenggelam dalam cinta, kedamaian, keheningan dan Namaste.

....Aum Shanti, Shanti, Shanti Aum....


0 comments: