Di Ujung Pembakaran
betapa langkah-langkah takut serta gemetar memapahku
ketika kumiliki hasrat memasuki lorong ketidakpastian di mripat bulan sabitmu
membawa gairah api yang menjilati segala guguran kelopak-kelopak mimpi yang menguarkan keharuman matahari
belum sampai didalamnya, kuratapi keasingan
seperti hawa yang begitu bodoh menikmati rayuan-rayuan sang ular
dan saat itu Hidup membisikiku; sangatlah sulit bagimu melarungkan kepingan-kepingan masa lalu yang mengoyak lukisan bisumu.
tapi meski memanggul salib luka, percayailah degup paling kekal ‘Cinta’
maka dihadapan semesta api ini wahai engkau jiwa yang tersesat dalam hijaunya dongeng-dongeng perdu
maukah engkau seberani Ibrahim
melompat untuk terbakar bersamaku
menetang seribu tuhan
sekedar mereguk liarnya kebebasan
menggelorakan sorga dan birahi
untuk menjadi abu
diujung pembakaran
2008
0 comments: